NAMA : PEBRIANTI ADAM
PRODI :
BUDIDAYA PERAIRAN
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN
Penyakit
pada budidaya ikan merupakan hal yang menakutkan bagi petani, betapa tidak,
hasil kerja keras mulai dari persiapan lahan, penebaran benih, sampai dengan
pemeliharaan yang penuh dengan kehati-hatian akan sirna atau berganti dengan
kerugian apabila apabila ikan terkena penyakit.
kenapa ikan
sakit? dalam kondisi normal yaitu lingkungan optimal dan daya tahan tubuh yang
baik, ikan sebenarnya jarang terkena penyakit. Namun, apabila kondisi lingkungan
tidak cocok, ikan stres dan daya tahan tubuh menurun. Bila sudah begitu, maka
penyakit akan dengan sangat mudah muncul.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan
kondisi tubuh ikan melemah, diantaranya kualitas air yang yang buruk, nutrisi
yang tidak terpenuhi, serta kepadatan yang terlalu tinggi. Akibatnya terjadi
komposisi tidak sehat antara oksigen , makanan, buangan metabolit beracun serta
mikro organism yang lain. Sumber penyakit terdiri dari virus, bakteri, parasit,
dan sumber lain yaitu kekurangan nutrisi dan rusaknya kualitas air.
Bagaimana mendeteksi ikan yang terkena
penyakit? Ikan sakit ditandai dengan tingkah laku yang tidak seperti biasanya
dan ditemukan kelainan pada organ tubuh.
Tanda-tanda
tingkah laku ikan sakit diantaranya:
* Berenang
tidak terkendali, bahkan menabrak pematang.
* Membuka
dan menutup insang lebih lebar dan cepat (mengap-mengap).
*
Menggosok-gosokkan badan pada benda-benda yang ada di kolam.
* Nafsu
makan menurun, bahkan terkadang ikan tidak mau makan.
* Berkumpul
di inlet (tempat air masuk).
* Berenang
dipermukaan
* Gerakan
lemas dan kurang agresif
Tanda-tanda
pada bagian tubuh diantaranya:
* Warna
insang pucat agak pudar bahkan mengalami kerusakan.
* Produksi
lendir lebih banyak dari biasanya.
* Proporsi
tubuh tidak seimbang (cenderung kurus).
* Adanya
luka dan pendarahan.
* Warna
kulit lebih pucat atau gelap (tidak cerah).
* Kelainan
pada tulang belakang.
Apabila tanda-tanda tersebut ditemui
maka segera lakukan perbaikan kualitas air dengan cara mengganti sebagian atau
seluruh air media budidaya, penambahan vitamin pada pakan, dan melakukakan
pengobatan dengan segera.
Pencegahan
Penyakit
Mencegah
lebih baik daripada mengobati, selain lebih ekonomis karena terhindar dari
kerugian yang besar akibat kemauan massal ikan. paling tidak ada tiga hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit.
1. Melakukan
persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan dan pemupukan. Pengeringan
bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit. Dilakukan kira-kira selama tiga
minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran digunakan untuk menstabilkan
pH tanah dan air serta dapat membunuh bakteri dan parasit. Pemupukan digunakan
untuk menyuburkan kolam dan menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan alami.
2. Menjaga
kualitas air pada saat pemeliharaan. untuk itu dapat dilakukan treatment
probiotik secara ter
atur 0,3 ppm
setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik, menguraikan gas
beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan penyebab timbulnya bakteri.
3. Meningkatkan
ketahanan tubuh ikan melalui kekekbalan non spesifik dengan aplikasi
imunostimulant secara teratur seperti vitamin, glukan, dan pemberian
probiotik.
Pengobatan
penyakit
Apabila ikan terlanjur terserang penyakit
segera dilakukan pengobatan sesuai penyebab penyakit. Antibiotik diberikan
untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri, anti parasit diberikan untuk
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh parasit. untuk penyakit-penyakit virus,
treatment yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan system ketahanan
tubuh ikan melalui pemberian vitamin terutama vitamin C.
penyakit ikan akibat
parasit, bakteri gunakan PK
Tanda-tanda nila sehat dan nila yang terserang penyakit.
Kalium permanganat (PK)
merupakan oksidator kuat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit ikan
akibat ektoparasit dan infestasi bakteri terutama pada ikan-ikan dalam kolam.
Meskipun demikian untuk pengobatan ikan-ikan akuarium tidak sepenuhnya
dianjurkan karena diketahui banyak spesies ikan hias yang sensitif terhadap
bahan kimia ini.
Bahan ini diketahui efektif
mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur. Meskipun demikian,
penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati karena tingkat keracunannya hanya
sedikit lebih tinggi saja dari tingkat terapinya. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan dosis yang tepat. Tingkat keracunan PK secara umum akan
meningkat pada lingkungan akuarium yang alkalin. Potasium permanganat tersedia
sebagai serbuk maupun larutan berwarna violet.
Kalium permanganat (KMnO4)
merupakan alkali kaustik yang akan tersdisosiasi dalam air membentuk ion
permanganat (MnO4-) dan juga mangan oksida (MnO2) bersamaan dengan terbentuknya
molekul oksigen elemental. Oleh karena itu, efek utama bahan ini adalah sebagai
oksidator.
Dilaporkan bahwa permanganat merupakan bahan aktif beracun yang mampu membunuh berbagai parasit dengan merusak dinding-dinding sel mereka melalui proses oksidasi. Beberapa literatur menunjukkan bahwa mangan oksida membentuk kompleks protein pada permukaan epithelium, sehingga menyebabkan warna coklat pada ikan dan sirip, juga membentuk kompleks protein pada struktur pernapasan parasit ikan yang akhirnya menyebabkan mereka mati.
Dilaporkan bahwa permanganat merupakan bahan aktif beracun yang mampu membunuh berbagai parasit dengan merusak dinding-dinding sel mereka melalui proses oksidasi. Beberapa literatur menunjukkan bahwa mangan oksida membentuk kompleks protein pada permukaan epithelium, sehingga menyebabkan warna coklat pada ikan dan sirip, juga membentuk kompleks protein pada struktur pernapasan parasit ikan yang akhirnya menyebabkan mereka mati.
Berbagai review dalam berbagai
literatur menunjukkan bahwa kalium permangat dapat membunuh Saprolegnia, Costia,
Chilodinella, Ich, Trichodina, Gyrodactylus dan Dactylogyrus, Argulus,
Piscicola, Lernea, Columnaris dan bakteri lainnya seperti Edwardsiella,
Aeromonas, Pseudomonas, plus Algae dan Ambiphrya.
Mekipun demikian Argulus,
Lernea and Piscicola diketahui hanya akan respon apabila PK digunakan dalam
perendaman (dengan dosis: 10-25 ppm selama 90 menit). Begitu pula dengan Costia
dan Chilodinella, dilaporkan resiten terhadap PK, kecuali apabila PK digunakan
sebagai terapi perendaman.
Kalium permangat sebagai terapi perendaman bersifat sangat kaustik, hal ini dapat menyebabkan penggumpalan nekrosis (ditandai dengan memutihnya jaringan yang mati) pada sirip. Kerusakan insang juga dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan kematian pada ikan beberapa minggu kemudian setelah dilakukan terapi perendaman. Ikan mas koki, diketahui lebih sensitif terhadap PK sebagai terapi perendaman dibandingkan dengan spesies lainnya. Dengan alasan-alasan seperti itu, maka sering tidak direkomendasikan untuk menggunakan PK sebagai terapi perendaman, dan juga karena efek terapeutiknya tidak lebih baik dibandingakan dengan terapi terus-menerus dengan dosis 2 - 4 ppm.
Kalium permangat sebagai terapi perendaman bersifat sangat kaustik, hal ini dapat menyebabkan penggumpalan nekrosis (ditandai dengan memutihnya jaringan yang mati) pada sirip. Kerusakan insang juga dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan kematian pada ikan beberapa minggu kemudian setelah dilakukan terapi perendaman. Ikan mas koki, diketahui lebih sensitif terhadap PK sebagai terapi perendaman dibandingkan dengan spesies lainnya. Dengan alasan-alasan seperti itu, maka sering tidak direkomendasikan untuk menggunakan PK sebagai terapi perendaman, dan juga karena efek terapeutiknya tidak lebih baik dibandingakan dengan terapi terus-menerus dengan dosis 2 - 4 ppm.
Kalium permanganat sangat
efektif dalam menghilangkan Flukes. Gyrodactylus dan Dactylus dapat hilang
setelah 8 jam perlakuan dengan dosis 3 ppm pada suatu sistem tertutup.
Penularan kembali masih dapat terjadi, oleh karena itu, direkomendasikan untuk
mengulang kembali perlakuan 2-3 hari kemudian dengan dosis 2 ppm.
Beberapa khasiat lain dari
Kalium permangat yang dilaporkan diantaranya adalah: sebagai disinfektan luka,
dapat mengurangi aeromanoas (hingga 99%) dan bakteri gram negatif lainnya,
dapat membunuh Saprolegnia yang umum dijumpai sebagai infeksi sekunder pada
Ulcer, dan tentu saja sebagai oksidator yang akan mengkosidasi bahan organik.
Beberapa aplikasi lain yang
biasa dilakukan oleh para hobiis dan akuakulturis adalah menggunakannya dalam
proses transportasi ikan. Konsentrasi kurang dari 2 ppm diketahui dapat
mengurangi resiko infeksi Columnaris dan infeksi bakteri lainnya, serta
membatasi dan menghentikan parasit yang sering menyertai ikan dalam proses
transportasi. Begitu juga transportasi burayak dilaporkan aman dengan perlakuan
kalium permanganat dibawah 2 ppm. Meskipun demikian untuk burayak dalam kolam
tidak dianjurkan untuk menggunakan perlakuan kalium permanganat. Hal ini tidak
ada hubungannya dengan keracunan yang mungkin terjadi pada burayak, tetapi
efeknya justru terhadap kemungkinan berkurangnya fitoplankton dan makrofit yang
dapat menyebabkan burayak menderita kelaparan.
Untuk jenis Catfish, perlakuann
kalium permanganat sering dianjurkan untuk dilakukan pada konsentrasi diatas 2
ppm. Meskipun demikian dosis yang aman adalah 2 ppm.
Fungsi lain dari kalium
permanganat dalam akuakultur adalah sebagai antitoxin terhadap aplikasi
bahan-bahan beracun. Sebagai contoh, Rotenone dan Antimycin sering digunakan
sebagai bahan piscisida, yaitu bahan untuk membunuh ikan hama atau ikan lain
yang tidak dikehendaki. Alih-alih menunggu bahan ini netral secara alamiah dalam
waktu tertentu, kalium permanganat digunakan untuk segera menetralkan kedua
bahan tersebut. Konsentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam diketahui cukup untuk
menetralisir residu Rotenone atau Antimycin. Pendapat lain menyatakan bahwa
dosis PK sebaiknya diberikan setara dengan dosis piscisida yang diberikan,
sebagai contoh apabila Rotenone diberikan sebanyak 2 ppm, makan untuk
menetralisirnya PK pun diberikan sebanyak 2 ppm.
Larutan PK untuk menghilangkan korengan dan jamur parasit pada sirip ikan nila.
Prosedur Perlakuan PK (untuk
jamur, parasit, dan bakteri)
Pertama by pass filter biologi.
PK dapat membunuh bakteri dalam filter biologi. Kedua pastikan bahwa aliran air
dan aerasi bekerja optimal, karena pada saat molekul-molekul oragnik
teroksidasi, dan algae mati maka air akan cenderung keruh dan oksigen terlarut
menurun. Ketiga berikan dosis sebanyak 2-4 ppm.
Dosis 2 ppm diberikan pada
ikan-ikan muda atau ikan-ikan yang tidak bersisik. Sedangkan dosis 4 ppm
diberlakukan pada ikan-ikan bersisik. Selang dosis tersebut tidak akan merusak
tanaman, sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan tanaman dari hama dan
penyakit, terutama dari gangguan siput dan telurnya.
Sebagai gambaran umum satu
sendok teh peres (jangan dipadatkan) kurang lebih setara dengan 6 gram. Hal ini
dapat dijadikan patokan untuk mendapatkan dosis yang diinginkan apabila
timbangan tidak tersedia.
Perlakuan biasanya dilakukan 4
kali berturut dalam waktu 4 hari, dengan pemberian PK dilakukan setiap pagi
hari. Apabila pada perlakuan ketiga atau keempat air bertahan berwarna ungu
selama lebih dari 8 jam (warna tidak berubah menjadi coklat), maka hal ini
dapat dijadikan pertanda untuk menghentikan perlakuan. Karena hal ini
menunjukkan bahwa PK sudah tidak bereaksi lagi, atau dengan kata lain sudah tidak
ada lagi bahan yang dioksidasi. Setelah perlakuan dihentikan lakukan
penggantian air sebanyak 40 % untuk segera membantu pemulihan warna air.
Rendam ikan 3-5 menit dalam ember air yang dicampur PK
Sifat Fisika dan KimiaTampilan:
kristal berwarna ungu
Bau:tidak berbau
Kelarutan: 7g dalam 100 g air
Berat jenis: 7
pH: tidak ada informasi
Volatilasi (21°C): 0
Titik didih: N/A
Titik Cair: 240°C
Tekanan Uap: Tidak ada informasi
Laju Penguapan: Tidak ada informasi
Peringatan:
Jangan sampai kontak dengan pakaian dan bahan lain yang mudah terbakar. Simapan dalam tempat tertutup rapat. Jangan simpan didekat benda mudah terbakar.
Cuci segera pakaian yang terkena. Jangan terkena mata atau kulit. Jangan hirup debu PK. Cuci tangan setelah menggunakan.
Pertolongan Pertama:
Apabila terkena mata atau kulit. Segera siram mata dan kulit dengan air yang banyak selama 15 menit. Apabila terhirup segera pindahkan korban ke udara bersih; apabila tidak dapat bernapas beri pernapasan buatan; apabila kesulitan bernapas beri oksigen. Apabila tertelan: Jangan rangsang agar muntah, minum air yang banyak. Segera kontak dokter.
Sumber : O-FISH
Rendam ikan 3-5 menit dalam ember air yang dicampur PK
Sifat Fisika dan KimiaTampilan:
kristal berwarna ungu
Bau:tidak berbau
Kelarutan: 7g dalam 100 g air
Berat jenis: 7
pH: tidak ada informasi
Volatilasi (21°C): 0
Titik didih: N/A
Titik Cair: 240°C
Tekanan Uap: Tidak ada informasi
Laju Penguapan: Tidak ada informasi
Peringatan:
Jangan sampai kontak dengan pakaian dan bahan lain yang mudah terbakar. Simapan dalam tempat tertutup rapat. Jangan simpan didekat benda mudah terbakar.
Cuci segera pakaian yang terkena. Jangan terkena mata atau kulit. Jangan hirup debu PK. Cuci tangan setelah menggunakan.
Pertolongan Pertama:
Apabila terkena mata atau kulit. Segera siram mata dan kulit dengan air yang banyak selama 15 menit. Apabila terhirup segera pindahkan korban ke udara bersih; apabila tidak dapat bernapas beri pernapasan buatan; apabila kesulitan bernapas beri oksigen. Apabila tertelan: Jangan rangsang agar muntah, minum air yang banyak. Segera kontak dokter.
Sumber : O-FISH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar